uspace.id – Musik memiliki peran penting dalam berbagai peradaban, termasuk dalam sejarah Islam. Salah satu instrumen yang berkembang pesat di era kejayaan Islam adalah rebab. Alat musik ini dikenal sebagai instrumen gesek yang memiliki sejarah panjang dan tersebar luas di berbagai wilayah, mulai dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara.
Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, perkembangan, dan pengaruh rebab dalam dunia musik, khususnya dalam peradaban Islam.
Daftar isi artikel
Sejarah dan Asal-Usul Rebab
Rebab berasal dari kawasan Timur Tengah dan diperkirakan sudah digunakan sejak abad ke-8 Masehi. Alat musik ini berkembang seiring dengan penyebaran Islam ke berbagai wilayah, termasuk Persia, Turki, Afrika Utara, hingga Asia. Kata “rebab” sendiri berasal dari bahasa Arab “ربابة” (rubābah), yang berarti alat musik gesek.
Instrumen ini awalnya digunakan dalam berbagai kesempatan, termasuk hiburan istana, pertunjukan rakyat, dan sebagai bagian dari ritual keagamaan. Rebab juga memiliki pengaruh kuat dalam musik sufi, yang digunakan dalam zikir dan upacara spiritual.
Perkembangan Rebab di Era Islam
Pada masa keemasan Islam (abad ke-8 hingga ke-14), banyak ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, termasuk musik. Rebab menjadi salah satu alat musik yang populer di dunia Islam dan sering dimainkan dalam berbagai acara kesenian serta keagamaan.
Di Persia dan wilayah sekitarnya, rebab mengalami modifikasi dalam bentuk dan cara memainkannya. Di wilayah Turki Utsmani, rebab menjadi bagian penting dari musik istana dan ansambel klasik. Sementara di Andalusia, rebab berperan dalam perkembangan musik klasik Arab yang kemudian mempengaruhi musik Eropa.
Ketika Islam menyebar ke Nusantara, rebab juga ikut diperkenalkan. Di Indonesia, alat musik ini menjadi bagian dari gamelan dan dikenal sebagai rebab Jawa atau rebab Sunda.
Ciri Khas dan Cara Memainkan Rebab
Rebab memiliki bentuk yang khas, terdiri dari:
- Badan (Resonator) – Terbuat dari tempurung kelapa atau kayu yang ditutupi kulit hewan seperti kambing atau sapi.
- Leher Panjang – Terbuat dari kayu dan biasanya tanpa fret.
- Dawai – Biasanya berjumlah satu hingga tiga senar yang terbuat dari usus hewan atau kawat baja.
- Busur (Gandar) – Digunakan untuk menggesek dawai dan biasanya dibuat dari kayu serta rambut kuda.
Cara memainkannya mirip dengan biola, yaitu digesek dengan busur sambil mengatur tekanan pada dawai untuk menghasilkan nada yang berbeda.
Baca juga: Karya Musik Dengan Gaya Cepat Menggambarkan Watak
Peran Rebab dalam Musik Islam dan Peradaban Dunia
1. Musik Sufi dan Spiritualitas
Dalam musik sufi, rebab digunakan untuk mengiringi syair-syair keagamaan dan zikir. Misalnya, dalam tradisi Mevlevi (Tari Sufi atau Whirling Dervishes di Turki), rebab sering dimainkan untuk menciptakan suasana meditatif.
2. Musik Istana dan Tradisional
Rebab sering dimainkan dalam musik istana di berbagai peradaban Islam, seperti di Persia dan Turki Utsmani. Selain itu, alat musik ini juga menjadi bagian dari musik rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara.
3. Pengaruh terhadap Musik Dunia
Rebab memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan alat musik gesek di Eropa. Diyakini bahwa rebab adalah cikal bakal dari biola modern, yang berkembang setelah instrumen ini diperkenalkan ke Eropa melalui Andalusia.
Rebab di Indonesia
Ketika Islam masuk ke Nusantara, rebab juga dibawa oleh para pedagang dan ulama. Di Indonesia, alat musik ini beradaptasi dengan budaya lokal dan menjadi bagian dari gamelan Jawa dan Sunda.
Di gamelan, rebab berperan sebagai pemimpin melodi dan memberikan ekspresi emosional dalam permainan musik. Alat musik ini juga digunakan dalam seni pertunjukan tradisional seperti wayang kulit dan tari tradisional.
Selain di Jawa, rebab juga ditemukan dalam musik Melayu, seperti dalam orkes gambus dan zapin. Hal ini menunjukkan bagaimana alat musik ini terus berkembang dan beradaptasi dengan budaya setempat.
Baca juga: Pada Permainan Alat Musik Perkusi Unsur Musik Yang Menonjol
Rebab adalah salah satu alat musik yang berkembang pesat di era Islam dan memiliki peran penting dalam dunia musik. Sejarah panjangnya mencerminkan bagaimana seni musik berkembang di berbagai wilayah dengan pengaruh budaya yang berbeda.
Dari Timur Tengah hingga Nusantara, rebab terus dimainkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Keunikan suara serta perannya dalam musik tradisional dan keagamaan menjadikannya sebagai salah satu instrumen bersejarah yang tetap relevan hingga saat ini.
Sebagai bagian dari warisan budaya Islam, rebab tidak hanya sekadar alat musik, tetapi juga simbol dari perjalanan peradaban yang terus hidup dalam berbagai aspek seni dan tradisi dunia.
Referensi:
- Becker, Judith. Traditional Music in Modern Java. University of Hawaii Press, 1980.
- Faruqi, Lois Ibsen. Music, Musicians and Muslim Law. Asian Music, 1981.
- Farmer, Henry George. Historical Facts for the Arabian Musical Influence. London: Schott & Co., 1930.
- Wright, Owen. The Modal System of Arab and Persian Music. Cambridge University Press, 2009.