Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah lengkap 27 kecamatan dan sejarahnya

Pendidikan323 Dilihat

Kabupaten Banyumas adalah sebuah kabupaten yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan ibukotanya Purwokerto. Secara geografis terletak diantara 108⁰ 53′ 20″ hingga 109⁰ 26′ 47″ Bujur Timur dan 7⁰ 14′ 49″ hingga 7⁰ 39′ 49″ Lintang Selatan.

Kabupaten ini resmi berdiri pada berdiri tanggal 22 Februari 1571 melalui Dasar hukum UU No. 13/1951, dengan luas total wilayahnya 1.335,30 km persegi.

Batas wilayahnya sebagai berikut:

  • sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Tegal dan Pemalang
  • sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen
  • sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap
  • sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cilacap

Peta Kabupaten Banyumas

Agar lebih jelas, anda dapat melihat secara langsung melalui peta Kabupaten Banyumas di bawah ini!

Peta Lokasi

Jika dilihat dari peta Jawa Tengah, anda bisa melihat bahwa Kabupaten Banyumas terletak pada area yang saya tandai dengan warna merah pada gambar di bawah ini.

peta lokasi Banyumas

Peta administratif

Secara administratif, Kabupaten Banyumas di bagi menjadi 27 wilayah kecamatan, di mana setiap kecamatan masih dibagi menjadi beberapa wilayah desa atau kelurahan.

Adapun pembagian wilayahnya dapat anda lihat pada peta di bawah ini.

peta kabupaten banyumas jawa tengah
Peta Banyumas

Seperti telah disinggung di atas bahwa kabupaten ini terbagi menjadi 27 kecamatan. Adapun daftarnya dapat anda lihat di bawah ini:

  1. Kecamatan Ajibarang
  2. Kecamatan Banyumas
  3. Kecamatan Baturraden
  4. Kecamatan Cilongok
  5. Kecamatan Gumelar
  6. Kecamatan Jatilawang
  7. Kecamatan Kalibagor
  8. Kecamatan Karanglewas
  9. Kecamatan Kebasen
  10. Kecamatan Kedungbanteng
  11. Kecamatan Kembaran
  12. Kecamatan Kemranjen
  13. Kecamatan Lumbir
  14. Kecamatan Patikraja
  15. Kecamatan Pekuncen
  16. Kecamatan Purwojati
  17. Kecamatan Purwokerto Barat
  18. Kecamatan Purwokerto Selatan
  19. Kecamatan Purwokerto Timur
  20. Kecamatan Purwokerto Utara
  21. Kecamatan Rawalo
  22. Kecamatan Sokaraja
  23. Kecamatan Somagede
  24. Kecamatan Sumbang
  25. Kecamatan Sumpiuh
  26. Kecamatan Tambak
  27. Kecamatan Wangon

Logo atau Lambang

lambang kabupaten banyumas

Seperti kabupaten lainnya, Banyumas memiliki lambang atau logo yang cukup khas dengan motto “Rarasing rasa wiwaraning praja”.

Dikutip dari website resmi Kabupaten Banyumas (banyumaskab.go.id), bahwa kalimat atau motto tersebut mengandung makna Tahun 1966 dan juga diartikan bahwa rasa yang serasi dari masyarakat merupakan pintu gerbang untuk memasuki daerah atau negara yang dicita-citakan.

Sejarah Kabupaten

Sejarah kabupaten ini tidak lepas dari Babad Pasir yang berisi legenda kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyak Catra, Raden Banyak Blabur, dan Raden Banyak Ngampar.

Namun, itu hanyalah legenda, terlepas benar atau salahnya admin sendiri belum menelusurinya secara mendetail.

Pendirian

Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sejarah panjang. Kabupaten ini pertama kali didirikan pada tahun 1582. Pada saat itu, Banyumas merupakan bagian dari Kesultanan Pajang sebelum akhirnya menjadi bagian dari Mataram.

Perkembangan

Perkembangan Kabupaten Banyumas dari masa ke masa sangatlah signifikan. Pada masa kolonial Belanda, Banyumas merupakan pusat kegiatan perjuangan rakyat Jawa Tengah terhadap penjajah.

Selama periode kemerdekaan, Kabupaten Banyumas mengalami berbagai peristiwa penting seperti gerakan agraria dan politik yang memengaruhi arah pembangunan daerah ini. Seiring berjalannya waktu, Banyumas juga mengalami perkembangan ekonomi dan sosial yang pesat.

Profil

Kabupaten Banyumas saat ini dikenal sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Daerah ini memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pertanian, peternakan, perdagangan, dan pariwisata.

Banyumas juga terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Keunikan arsitektur rumah tradisional Banyumasan dan kuliner khas daerah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.

Bahasa dan agama

Bahasa

Pada pergaulan sehari-hari penduduk di kabupaten ini umumnya menggunakan bahasa Jawa Banyumasan, yang sekarang populer dengan bahasa ngapak.

Menelisik sejarahnya, sebagian masyarakat Banyumas pernah menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, namun sekarang penggunanya sudah tidak begitu banyak.

Agama

Agama yang banyak dipeluk kabupaten ini adalah islam, sedangkan lainnya ada yang memeluk agama Kristen, Buddha, dan Hindu. Jika dihitung persentasenya sebagai berikut:

  • Islam (98,13%)
  • Kristen (1,67%)
  • Protestan (1,05%)
  • Katolik (0,62%)
  • Buddha (0,11%)
  • Hindu (0,02%)
  • Lainnya (0,07%)

Seni dan budaya

Sebagai kabupaten budaya, Banyumas sangat kaya dengan seni dan kebudayaan adat, antara lain sebagai berikut:

1. Wayang kulit

Wayang kulit di Banyumas sedikit berbeda dengan gaya Surakarta maupun Jogjakarta. Jelas mereka menampilkannya dengan gagrag Banyumas.

Ada dua macam dua gagrak atau gaya, yaitu Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Yang paling khas dari wayang kulit gragak Banyumasan adalah nafas kerakyatannya yang sangat kental dalam pertunjukannya.

2. Begalan

Begalan adalah seni bahasa tradisional yang biasa ditampilkan pada saat upacara pernikahan. Kesenian ini ditampilkan menggunakan peralatan dapur yang tidak mungkin tak bermakna. Makna yang disampaikan secara simbolis tersebut berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam mengarungi rumah tangga nanti.

3. Musik Tradisional

Sebagai masyarakat Solo, penulis sendiri sering mendengar seni musik tradisional gaya Banyumas dimainkan oleh pengrawit Surakarta. Seni musiknya memang sangat khas jika dibandingkan dengan seni musik Jawa lainnya.

Tidak hanya itu, alat musik tradisional yang dipakai dan cara memainkannya juga cukup unik. Seni ini bisa kita lihat dan dengarkan seperti berikut:

  • Calung

Calung adalah alat musik khas Banyumas yang terbuat dari potongan bambu yang tata melintang mirip gambang dan cara memainkannya dengan cara dipukul.

Alat musik tradisional ini merupakan musik khas Banyumas yang terbuat dari bahan baku bambu wulung yang nama maupun fungsi setiap namanyapun mirip dengan gamelan Jawa, misalnya gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang.

Dalam memainkan musik calung, ada yang namanya Gong Sebul. Gong berarti alat musik gong dan sebul artinya tiup. Bahan bakunya dari bambu dengan ukuran yang besar, dan cara memainkan alat musik ini ditiup.

  • Kenthongan

Kenthongan sebagian masyarakat menyebutnya tek-tek, adalah alat musik yang juga terbuat dari bambu. Alat musik ini dibuat dari potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek.

  • Salawatan Jawa

Salawatan Jawa, yaitu seni musik bernafaskan Islam yang perangkat musiknya berupa terbang Jawa.

  • Bongkel

Bongkel adalah alat musik tradisional Banyumas sejenis angklung, bedanya hanya terdiri empat bilah dengan nada berlaras slendro.

4. Seni tari

Ada beberapa seni tari tradisional khas Banyumasan, antara lain sebagai berikut:

  • Lengger

Tari Lengger adalah tarian yang diiringi musik calung yang dimainkan oleh dua orang wanita atau lebih. Selanjutnya ketika pertunjukkan sedang dimainkan, datanglah seorang penari pria yang biasa disebut badhud atau bodor.

  • Sintren

Sintren adalah sebuah tarian tradisional Banyumas yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Jadi bisa kita sebut wandu atau bencong. Namun, meskipun demikian pastilah ada pesan-pesan filosofis masyarakat setempat yang disampaikan pada pertunjukan tersebut.

  • Aksimuda

Aksimuda adalah sebuah kesenian yang bernafaskan Islam. Pertunjukannya berupa silat dan dicampur dengan tari-tarian.

  • Angguk

Angguk adalah seni tari khas Banyumasan yang bernapaskan Islam. Pemain tari ini biasanya berjumlah delapan orang, yang ending dari tarian ini para pemain tidak sadarkan diri atau pingsan.

  • Aplang atau daeng

Aplang atau daeng adalah kesenian mirip dengan angguk, namun para pemainya remaja putri.

  • Buncis

Buncis adalah perpaduan antara seni musik angklung dan seni tari yang biasanya dimainkan oleh delapan orang atau pemain.

  • Ebeg

Ebeg adalah sebuah pertunjukan kuda lumping namun khas Banyumas. Pengiring pertunjukan ini adalah gamelan yang disebut bendhe.

Pendidikan

Tahukah kamu bagaimana sistem pendidikan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah? Kabupaten yang kaya akan budaya dan sejarah ini ternyata memiliki keunikan tersendiri dalam hal pendidikan.

Dari sistem pembelajaran hingga fasilitas yang disediakan, semuanya menarik untuk dieksplorasi. Mari kita simak lebih lanjut mengenai sistem pendidikan yang ada di Kabupaten Banyumas!

Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah mengacu pada standar nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kabupaten ini memiliki beragam jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi.

Terdapat juga program pendidikan unggulan yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini.

Misalnya, program pembelajaran berbasis karakter, program kreativitas dan inovasi, serta program vokasi untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja lokal.

Fasilitas Pendidikan

Kondisi fasilitas pendidikan di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah terus mengalami perkembangan. Pemerintah daerah gencar mendorong pembangunan infrastruktur pendidikan yang memadai, seperti pembangunan ruang kelas yang representatif, laboratorium, perpustakaan, dan sarana olahraga.

Selain itu, terdapat program pengembangan infrastruktur pendidikan yang dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa setiap sekolah di Kabupaten Banyumas memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran.

Upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan potensi siswa.

Potensi Pendidikan

Kabupaten Banyumas memiliki potensi pendidikan yang besar. Di daerah ini terdapat berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan seni dan budaya, olahraga, serta kegiatan keagamaan yang dapat melengkapi pendidikan formal di sekolah.

Pemerintah daerah juga aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini melalui program-program peningkatan kompetensi guru, pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal, serta peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat.

Dengan potensi yang dimiliki dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah, diharapkan Kabupaten Banyumas dapat menjadi pusat pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *